Armuji Kader PDI Perjuangan Surabaya, dinilai memalukan partai yang membuatnya 20 tahun menjadi wakil rakyat.
Yanto Banteng Simpatisan PDI Perjuangan yang juga warga Krembangan mengatakan ini, sesudah melihat sikap politik Armuji dalam proses penjaringan calon walikota Surabaya.
Menurut Yanto, Armuji yang juga anggota DPRD Jawa Timur dan sudah pernah dua periode jadi Ketua DPRD Surabaya, terlihat sangat ambisius dalam proses penjaringan dan perebutan kursi pimpinan di Surabaya. “Armuji sangat memalukan partai, harusnya Armuji punya moral dan bisa berpikir, kalau PDI Perjuangan di Surabaya sebagai partai pemenang pemilu, sangat tidak layak, kalau posisinya dalam pemerintahan hanya sebagai wakil walikota mendampingi Eri Cahyadi yang bukan kader dan bukan siapa-siapa di PDI Perjuangan,” kata Yanto, Minggu (09/08/2020).
Kondisi itu, ujar Yanto, membuktikan kalau ambisi dan kepentingan pribadi Armuji sangat tinggi dan mengabaikan kehormatan partai yang harusnya dijunjung tinggi dan sudah membuatnya jadi anggota DPRD sampai 20 tahun.
Yanto yang dikenal sangat aktif sebagai simpatisan PDI Perjuangan dari masa PDI Promeg sampai sekarang, juga menyesalkan dengan sikap Armuji yang sering jadi bahan perbincangan di internal partai karena tidak jelas komitmennya.
“Dulu katanya mundur dari proses pencalonan walikota dan wakil walikota Surabaya, lha kok sekarang justru banner dan baliho reklamenya ditebar ke seluruh Surabaya dengan slogan pejuang aspirasi. Ini khan membuktikan kalau Armuji mencla-mencle, gak komitmen dan sering lali alias lupa dengan janji dan massa pendukungnya, alias omong thok gak onok buktine,” tegas Yanto.
Kata Yanto, sebagai kader senior dan lawas PDI Perjuangan, harusnya Armuji bisa memberi contoh dan beretika dalam berpolitik pada kader dan simpatisannya, justru bukan mendahulukan ambisi pribadinya dan mengabaiakan kepentingan partai.
“Di internal PDI Perjuangan itu banyak kader lawas dan senior yang layak dicalonkan selain Armuji, ada nama Baktiono, Dyah Katarina (istri Bambang DH Mantan Walikota Surabaya), Whisnu Sakti Buana, dan Mbak Puti yang jelas-jelas trahnya dan komitmenya untuk partai, bukan untuk memburu kepentingan pribadi dan memalukan serta merendahkan martabat partai,” papar Yanto.
Sementara dari informasi internal pengurus DPC PDI Perjuangan Surabaya, sampai sekarang PDI Perjuangan belum pernah menerima surat pengunduran diri Armuji dalam proses penjaringan bakal walikota dan wakil walikota Surabaya, meski sebelumnya Armuji pernah menggelar jumpa pers dan menyatakan mundur dari proses penjaringan, 4 Juli 2020 lalu.
Pernyataan mundur Armuji itu, sangat bertentangan dengan papan reklame bergambar dirinya dan Eri Cahyadi yang makin bertebaran hampir di seluruh penjuru Surabaya. Bahkan dalam beberapa hari terakhir muncul papan reklame bergambar Armuji bergaya ala Superman, tanpa bersama Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya yang direkomendasikan Tri Rismaharini untuk maju dalam proses penjaringan bakal walikota dan wakil walikota Surabaya.
Papan reklame bergambar Armuji itu, bisa dilihat di kawasan Jalan Wonokromo, Kertajaya, Ngagel, Pemuda, Blauran, Rungkut, MERR dan Karang Asem.
Menyikapi papan reklamenya yang bermunculan dimana-mana, Armuji belum memberikan sikap dan tanggapan jelas, serta alasan yang pasti. [HIM]