Warga di sekitar Pabrik Gula (PG) Asembagus, Situbondo, Jawa Timur semakin resah dengan pencemaran yang dihasilkan pabrik.
Pencemaran yang terjadi, tidak hanya dirasakan dalam waktu singkat tapi sudah bertahun-tahun.
Seperti dilaporkan Saugy warga yang tinggal di sekitar PG Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Menurut Saugy, dampak dari aktifitas PG Asembagus banyak warga yang mengalami sesak nafas, karena asap yang dihasilkan pabrik semakin pekat dan membawa semacam serbuk.
“Kami sering sesak nafas, khususnya waktu pabrik musim giling, asap yang dihasilkan warnanya hitam pekat dan masuk ke rumah-rumah warga. Bahkan beberapa waktu lalu, rumah kami atapnya ambrol karena endapan limbah asap menumpuk, sehingga membebani atap,” papar Saugy, Kamis (05/11/2015).
Dikatakan Saugy, warga sudah melaporkan kejadian itu ke pihak pabrik dan BLH Situbondo tapi tidak juga ada perubahan setiap proses produksi berjalan.
“Beberapa waktu lalu Tim Laboratorium BLH Situbondo sudah ada yang datang dan mengambil sampel limbah pabrik. Itupun dilakukan sebelum Menteri BUMN datang ke pabrik, 22 Oktober lalu,” papar Saugy.
Warga di sekitar PG Asembagus ini mengatakan, limbah asap yang dihasilkan pabrik bentuknya seperti ampas penggergajian kayu. “Kalau ini terus dibiarkan, maka warga yang akan dirugikan,” keluhnya.
Selain ancaman limbah asap, warga di sekitar PG Asembagus juga khawatir dengan ancaman limbah cair yang selalu datang sesudah musim giling dilakukan.
“Warga di sini berharap, ada pihak-pihak yang mau peduli dengan kondisi kami, karena tidak banyak warga yang berani menyampaikan kondisi ini, karena mereka sebagian besar merupakan karyawan di PG Asembagus,” papar Saugy. [TAS]