Puluhan aktivis lingkungan tergabung dalam LSM Lingkungan Trisno Boemi, demo di Kantor PU Bina Marga Kabupaten Mojokerto, Selasa (22/09/2015).
Mereka meminta penebangan pohon asem Jawa di jalan Waru Gunung Pacet dihentikan dan mengusulkan dilakukan relokasi.
Galunggung Koordinator aksi mengatakan upaya yang dilakukannya bentuk kepedulian lingkungan terhadap pohon asam Jawa yang sudah banyak ditebangi pemerintah daerah untuk kebutuhan pelebaran proyek jalan.
“Aksi ini bukan untuk menghadang pembangunan. Ini murni penyelamatan lingkungan. Tapi kami anti pembangunan yang mengesampingkan dan mengorbankan aspek lingkungan,” ujar Galunggung.
Seperti dicontohkan di Jalan Raya Waru Gunung Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, sejumlah pohon asam Jawa ditebang, dipotong lalu dirobohkan PU Bina Marga karena dianggap menganggu jalur yang akan dilebarkan.
Sementara Zaenal Abidin Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Mojokerto menjelaskan pada perwakilan aksi, kalau Jalan Raya Waru Gunung, Pacet, masih menjadi kewenangan provinsi.
Meski demikian, Zaenal bersedia bekerjasama untuk melakukan peduli lingkungan. Seperti membalas surat masuk yang dikirm LSM Trisno Boemi ke PU Bina Marga Kabupaten Mojokerto dan akan melakukan MoU pemindahan pohon asem.
“Pada 2016 kami akan melaksanakan proyek pelebaran jalan di wilayah Gemekan Kecamatan Sooko. Di jalan itu juga banyak pohon asamnya, kami siap melakukan MoU untuk memindahkan pohon itu,” tegasnya.
Sesudah mendatangi Kantor PU Kabupetan Mojokerto, para aktivis langsung mendatangi UPT Bina Marga Jatim di Mojokerto.
Besar Nilamadi Hananto Kepala UPT Bina Marga Jatim di Mojokerto mengatakan dengan aksi itu, pemprov Jawa Timur akan merespon positif, diantaranya dengan menyarankan, agar pemindahan pohon asem dilakukan waktu musim penghujan.
“Kalau dilakukan sekarang, dikhawatirkan pohon asem akan mati dan tidak bisa tumbuh seperti yang diharapkan, ini akan disayangkan,” jelas Besar. [TAS]