Beberapa hari terakhir, beredar rekaman suara soal jual beli rekom pencalonan Wali Kota Surabaya dengan nilai sangat fantastis sampai Rp 50 miliar.
Ini diungkap suara dalam rekaman itu, yang diduga suara satu diantara kader PDI Perjuangan (PDIP), sekaligus Ketua PAC PDIP Bulak Surabaya, dalam sebuah pertemuan di Surabaya.
Dalam rekaman berdurasi enam menit lebih itu, disampaikan beberapa hal penting jelang Pilwali Surabaya, termasuk arahan untuk bergerak atau tidaknya kader dan simpatisan PDI Perjuangan dalam mendukung pasangan Eri Cahyadi-Armuji (ErJi).
Suara dalam rekaman itu, menyebut dirinya sebagai “Bang Ris” yang diduga kuat sapaan akrab dari Riswanto Ketua PAC PDIP Bulak Surabaya.
Beberapa kali suara dalam rekaman itu menyatakan ke kader-kadernya dalam sebuah forum, kalau sebentar lagi Surabaya punya agenda besar yaitu Pilwali Surabaya. “Sekarang kita dihadapkan situasi sulit, mungkin ini akhir segalanya, kita belum siap untuk menerima, tapi kita tetap harus hormat karena ini keputusan DPP. Bapak Ibu tunggu perintah dari Bang Ris untuk bergerak, karena kita belum ada perintah dari DPC dan Timses,” ujar suara dalam rekaman itu.
Rekaman suara yang diduga kuat direkam Sabtu (12/09/2020) dengan durasi enam menit lebih itu, juga menyebut soal rekom yang dibeli pasangan Eri-Armuji ke DPP PDIP sebesar Rp 50 miliar. “Jadi Pak Eri dan Pak Armuji itu mbayar Rp 50 miliar ke DPP PDIP, jadi Pak WS gak direkom. Kalau kita lihat seperti itu khan kita yang sakit. Makanya saya pernah sampaikan ke Pak Armuji, kalau ada dana saya jalan, kalau tidak ada dana saya tidur,” jelas suara itu.
Dikonfirmasi soal rekaman suara itu, Riswanto mengatakan tidak tahu dan menyampaikan kalau suara itu bukan suara dirinya, karena sampai sekarang belum pernah menggelar pertemuan.
Di sisi lain Armuji Calon Wakil Wali Kota Surabaya dari PDI Perjuangan waktu dikonfirmasi soal rekom yang dibeli seharga Rp 50 miliar, hanya menjawab singkat lewat pesan whatsappnya. “Sangat Tidak Benar,” tanpa memberikan keterangan tambahan apapun.
Sementara Eri Cahyadi Calon Wali Kota Surabaya yang direkom PDIP waktu dikonfirmasi, sampai informasi ini diwartakan tidak memberikan respon. [TAS]