Masih banyaknya warga Bojonegoro yang belum memiliki jamban, diakui langsung Suyoto Bupati Bojonegoro.
Waktu dikonfirmasi tentang kondisi warganya yang belum memiliki jamban, Suyoto memastikan, kalau angka Open Defecation Free (ODF) atau Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Bojonegoro masih tinggi.
“Ya memang masih banyak warga Bojonegoro yang biasa BABS, karena belum memiliki jamban. Selian itu karena faktor geografis dan budaya,” jelas Suyoto Bupati Bojonegoro dua periode, Sabtu (18/11/2017).
Berdasar data dari Dinas Kesehatan Bojonegoro disebutkan, kalau 85 persen lebih kepala keluarga di Bojonegoro sudah memiliki jamban dan 90 persen lebih sudah mengakses jamban.
Kondisi itu tidak sepadan dengan kondisi di lapangan waktu Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL) Indonesia bersama Water.org dan beberapa jurnalis melihat langsung dua desa di Bojonegoro.
Di Desa Tambakrejo dan Ngasem, Bojonegoro, masih ditemukan warga yang belum memiliki jamban dan tidak tersentuh dengan program pemerintah. Warga di dua desa itu, akhirnya dibantu Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) untuk memiliki jamban sehat dengan sistem kredit jamban.
Dengan didampingi Water.org, Komida menjalankan program bisnisnya untuk memenuhi kebutuhan jamban sehat warga Bojonegoro mulai 2014 lalu.
Berkat program yang sudah dijalankan Komida dengan didampingi Water.org itu, secara bertahap, sekarang sudah banyak warga memiliki jamban sehat dan tidak perlu lagi buang air besar sembarangan di hutan dan sungai. [CHA]