Thara Bening Sandrina, siswi SMP Negeri 1 Wringinanom dan Sofi Azilan Aini, siswi SMA Negeri 1 Wringinanom, menuntut Bupati Gresik mengadopsi pohon asam yang terkena dampak proyek pelebaran Jl Raya Wringinanom.
Mereka antar surat ke Bupati Sambari Halim Radianto pada Jumat (24/07/2015).
Isinya menguraikan saat upaya penyelamatan pohon-pohon asam sepanjang Jalan Raya Wringinanom.
Ada 42 pohon asam yang diperkirakan berumur ratusan tahun akan ditebang. Para aktvis organisasi Telapak Cilik itu menyerukan supaya pohon asam dipindahkan ke bantaran Kali Surabaya.
Mereka ingin ada taman pohon asam di Lapangan Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom.
Sedangkan pohon-pohon yang keropos akan dimanfaatkan sebagai rumah ikan.
“Pohon keropos akan kami tebang dan batang yang keropos akan dimasukkan ke sungai,” kata Sofi Azilan Aini.
Menurut Sofi, sekarang ini beberapa pihak seperti PT Adikarya, Dinas PU Bina Marga Gresik, Muspika Wringinanom dan masyarakat industri di Wringinanom sepakat untuk memindahkan pohon asam.
“Hal ini disepakati dalam rapat yang kami ikuti di kantor Kecamatan Wringinanom pada Rabu, 17 Juni 2015 yang lalu. Untuk itu kami meminta bantuan kepada Bapak Bupati Gresik memindahkan pohon asam yang akan ditebang,” katanya.
Menurut dia, satu pohon asam membutuhkan biaya Rp 5,5 juta, termasuk biaya penggalian Rp 4 juta, pengangkutan Rp 500.000, perawatan seperti penyiraman dan pemupukan Rp 1 juta.
“Kami sudah mendapat bantuan dari masyarakat dan industri setempat yang telah memindahkan 16 pohon asam. Masih ada 24 pohon asam yang harus di pindahkan. Pohon asam yang umurnya sudah mencapai 100 tahun lebih, dan diameternya 80cm-100cm, sayang kalau ditebang. Jadi saya meminta dukungan Bapak Bupati untuk ikut mendukung dengan berdonasi,” kata Thara Bening Sandrina.
Menurut Thara, kalau pohon asam yang sudah ratusan tahun tidak dipindahkan maka penyerap CO2 akan musnah dan mengancam kesehatan manusia.
Sementara, pihak Pemkab Gresik sampai sekarang tidak terlihat merespon positif dengan desakan dari para aktivis lingkungan cilik ini.
Meski sudah beberapa kali mereka datang ke kantor Bupati Gresik, tapi Sambari Halim Bupati Gresik terkesan cuek-cuek saja dengan upaya pelestarian lingkungan yang sudah menjadi perhatian masyarakat Jawa Timur ini. [HIM]