Centre for Orangutan Protection (COP) mendesak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengevakuasi seluruh satwa dari Taman Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Bandar Lampung.
Desakan ini didasarkan pada kualitas hidup satwa yang sangat mengenaskan di Lembaga Konservasi itu.
Daniek Hendarto Area Manager Jawa dan Sumatera COP mengatakan, tidak hanya manusia yang memiliki hak. Satwa pun juga memiliki standar minimum kesejahteraan yang dikenal dengan 5 Kebebasan Satwa, diantaranya bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan fisik, bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit, bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya dan yang terakhir bebas dari rasa takut dan tertekan.
“Beruang madu menunjukkan perilaku stress dengan menjilati jeruji dan memakan tahi-nya sendiri. Hal ini disebabkan kandang yang terlalu sempit, ditambah tidak ada air minum serta fasilitas bermain. Kuku beruang mulai panjang melengkung yang dapat menyebabkan telapak tangannya akan terluka nantinya. Kandang beruang juga tidak dalam posisi terkunci, hal ini sangat membahayakan pengunjung,” ujar Daniek, Jumat (09/10/2015).
Menurut Daniek, Kukang yang merupakan satwa nokturnal yaitu satwa yang aktif di malam hari tidak memiliki tempat untuk bersembunyi dari paparan sinar matahari.
“Miskinnya fasilitas di dalam kandangnya akan memperburuk kondisi kukang yang dapat berakibat pada kematian,” terang Daniek.
Ditambahkan Daniek, Siamang dan Owa merupakan dua jenis gibbon yang membutuhkan kandang yang luas dan tinggi yang memungkin dia mengeksresikan perilaku alaminya.
“Sayangnya pengelola tidak menyediakannya, sehingga kedua gibbon ini terpaksa duduk di atas tanah.”
Daniek mengatakan, semua kandang tanpa jarak dengan pengunjung, yang memungkinkan pengunjung maupun satwa berinteraksi. “Ini sangat membahayakan pengunjung maupun satwa melalui penyebaran zoonosis mengingat kondisi satwa sebelumnya karena kandang maupun fasilitas kandang yang tidak terpenuhi,” jelasnya.
Berdasar Peraturan Menteri Kehutanan No: P.31/Menhut-II/2012 mengenai Lembaga Konservasi, Taman Satwa dan Wisata Bumi Kedaton tidak memenuhi syarat.
Akibatnya, satwa koleksinya berada dalam kondisi di bawah standar kesejahteraan yang disepakati berbagai asosiasi seperti Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) dan World Association of Zoo dan Aquaria (WAZA).
“Manajemen harus segera memperbaiki fasilitasnya atau harus menghadapi ancaman penutupan,” tegas Daniek. [DON]