Ambisi Fuad Bernardi Anak Tri Rismaharini Walikota Surabaya untuk maju dalam Pilwali Surabaya dinilai hanya mimpi.
Ini ditegaskan Muhammad Rizal Ketua Umum Gerakan Arek Suroboyo Menang (GARANG) menyikapi harapan dan impian putra sulung walikota Surabaya, untuk bisa maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya yang akan digelar, 9 Desember 2020.
Kata Rizal, dari data yang dihimpun, peran Fuad di partai sangat tidak ada, bahkan nyaris tidak pernah berbuat apa-apa untuk partai. “Kasus Fuad, sama dengan kasus Sutjipto Joe Angga yang mengaku kader senior PDI Perjuangan tapi nyumbang untuk partai gak pernah apalagi angkat-angkat kursi kalau ada acara partai juga gak pernah. Fuad juga gak pernah daftar lewat partai. Ini khan bagaikan pungguk merindukan bulan alias mimpi kali ye,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, kader tipe seperti itu bukanlah kader banteng yang sebenarnya, tapi kader tipe celeng yang hanya mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan partai. “Fakta ini dasarkan penelusuran Tim GARANG di internal PDI Perjuangan dan para simpatisan PDI Perjuangan yang aktif bekerja dan berjuang untuk partai selama ini,” jelas Rizal, Sabtu (15/08/2020).
Dengan kondisi itu, menurut Rizal, sebaiknya Angga dan Fuad berkoalisi untuk bisa jadi bacawali dan bacawawali melawan bacawali lainnya yang jelas-jelas sudah diusung partai koalisi atau holding partai, seperti Machfud Arifin pensiunan polisi dengan jabatan terakhir Kapolda Jawa Timur.
Pasangan Angga-Fuad, disarankan Rizal, bisa menggunakan akronim AFUKAT atau APOKAT atau ALPUKAT sebagai tagline kampanyenya kalau memang keduanya dapat rekom dari DPP PDI Perjuangan. “Dua kader tipe celeng ini, bisa jadi akan mengganjal Machfud Arifin dalam Pilwali Surabaya, dengan kelebihan masing-masing yang selama ini, sudah digembar-gemborkan lewat media massa dan baliho reklame,” papar Rizal.
Akan tetapi, tutur Rizal, GARANG berharap, PDI Perjuangan akan merekomendasikan kader-kader terbaiknya yang akan diusung dalam Pilwali Surabaya.
“Khan ada Mbak Puti yang bisa jadi pemersatu faksi-faksi di internal PDI Perjuangan, Mas Whisnu, jalur dan pengalamannya juga sudah jelas, ada juga Baktiono kader senior dan lawas PDI Perjuangan yang berpengalaman puluhan tahun jadi wakil rakyat, termasuk Dyah Katarina istri Bambang DH Mantan Walikota Surabaya,” kata Rizal.
Sementara ditanya soal peluang Eri Cahyadi dan Armuji, Muhammad Rizal Ketua Umum Gerakan Arek Suroboyo Menang (GARANG) mengatakan, keduanya punya masalah yang harus dituntaskan dulu sebelum maju jadi walikota Surabaya.
“Armuji diinternal partai dinilai jejak rekam politiknya kurang baik, karena terlihat sangat ambisius dalam proses pencalonan walikota Surabaya. Sementara Eri Cahyadi bukan siapa-siapa di PDI Perjuangan, dia khan pegawai negeri sipil yang tugasnya melayani masyarakat. Selain itu, Eri punya banyak kasus pidana selama menjabat Kadis Cipta Karya Surabaya, diantaranya kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng, kasus penghancuran bangunan cagar budaya rumah radio Bung Tomo dan kasus diterbitkannya Izin Mendirikan Mangunan (IMB) Apartemen Gunawangsa Tidar yang sampai sekarang menimbulkan koflilk dengan warga dan belum tuntas,” pungkas Rizal. [HIM]