Goa Gajah merupakan gua buatan yang berfungsi seperti tempat ibadah. Gua ini terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali. Berjarak sekitar 27 km dari Denpasar. UNESCO mencatat goa ini sebagai warisan dunia dalam daftar tentatif pada tanggal 19 Oktober 1995 dalam bidang kebudayaan.
Dalam kitab lontar Negarakertagama yang disusun Mpu Prapanca tahun 1365 M ada literatur Lwa Gajah (Lwa atau Lwah atau Loh) yang berarti sungai gajah. Sungai yang terletak di depan candi yang sekarang dikenal dengan Sungai Petanu.
Penemuan Goa Gajah berawal dari laporan LC. Heyting pejabat Hindia Belanda tahun 1923 yang menemukan arca Ganesha, Trilingga serta arca Hariti kepada pemerintah Hindia Belanda.
Hal itu ditindaklanjuti Dr. WF. Stuterhiem untuk mengadakan penelitian tahun 1925. Pada 1950 Dinas Purbakala RI lewat seksi-seksi bangunan purbakala di Bali dipimpin J.L Krijgman melakukan penelitian dan penggalian di tahun 1954 sampai tahun 1979 dan ditemukanlah tempat petirtaan kuno dengan 6 buah patung wanita dengan pancuran air di dada dan sampai sekarang keberadaanya bisa dipercaya bisa memberikan vibrasi penyucian aura bagi pengunjung.
Pada 1931, Mr. Conrat Spies menemukan peningalan yang cukup penting di komplek “tukad pangkung” berupa stupa bercabang tiga yang terpahat pada dinding batu yang sudah runtuh tergeletak di dasar tukad pangkung. [GPA]