Indonesia membahas tiga hal penting dalam hubungannya bersama Australia. Tiga hal yang dibahas itu diantaranya bidang perdagangan, investasi dan pariwisata.
Joko Widodo Presiden mengatakan, pertemuannya dengan Malcolm Turnbull Perdana Menteri (PM) Australia, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11/2015) berlangsung sangat produktif dan bersahabat.
“Tadi saya menyampaikan bahwa investasi terutama infrastruktur di Indonesia membuka diri untuk investor-investor dari Australia dan juga di bidang pembiakan sapi,” kata Presiden.
Presiden juga mengundang agar Perdana Menteri Australia Turnbull bisa mendorong investasi pembiakan sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) maupun di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemudian di bidang digital ekonomi, Presiden Jokowi mengaku dirinya sudah menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang besar tahun ini.
“Menurut Ernst & Young, ada potensi Rp 13 miliar dollar AS di bidang digital ekonomi, dan nanti di tahun 2020 akan ada potensi Rp 130 miliar dollar AS. Dan kami mengajak agar investor Australia juga bisa masuk ke bidang ini,” papar Jokowi.
Yang kedua, penguatan kerja sama di bidang radikalisme dan terorisme. Presiden mengaku dirinya mengajak Australia untuk bertukar informasi di bidang intelejen yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme.
Sementara itu Malcolm Turnbull PM Australis mengatakan, Indonesia adalah negara pertama yang dikunjunginya di Asia sesudah dirinya resmi menjabat perdana menteri. Dia menyebutkan, Indonesia-Australia memiliki hubungan dekat sejak awal kemerdekaan 70 tahun lalu.
“Indonesia memiliki hubungan kemitraan yang dekat dengan Australia sejak kemerdekaan RI 70 tahun lalu. Saya sebagai orang Australia bangga karena mendukung langkah diplomatik untuk kemerdekaan Indonesia meraih kedaulatan. Senang sebagai negara tetangga bisa terus bekerjasama,” kata Turnbull.
Sesudah melakukan pernyataan pers bersama, Jokowi Presiden dan Malcolm Turnbull PM Australia mengunjungi pusat grosir pakaian jadi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. [EVI]