Permasalahan klasik yang menimpa UKM sepanjang tahun diantaranya permodalan, konsep marketing, persediaan bahan baku dan legalitas usaha, masih terus membayangi pelaku sektor industri ini.
Meski klasik, tapi masalah ini tidak pernah benar-benar terpecahkan. Anggaran pemerintah terkait sektor UMKM semakin tahun semakin besar, namun kenyataannya tidak pernah benar-benar selesai.
Komunitas Jaringan UKM Jawa Timur yang baru terbentuk 2014 lalu, lewat sosialisasi terkait aspek legalitas dan permodalan pelaku UKM kuliner yang diadakan dikota Surabaya mencoba menjawab tantangan itu dengan memberikan fasilitas konsultasi packing produk, market konsep dan aspek legalitas serta permodalan.
Nurcholis Ketua Jaringan UKM Jawa Timur kepada www.intiwarta.com mengatakan, setiap dua minggu sekali pihaknya mengadakan workshop dengan materi berbeda sesuai dengan kebutuhan para pelaku UKM.
seperti yang baru diadakan minggu ini diantaranya workshop tentang home industri makanan dan minuman.
Puluhan pelaku UKM makanan dan minuman dari Surabaya dan Sidoarjo ditantang untuk mempresentasikan produknya dihadapan nara sumber yang merupakan konsultan bisnis bidang kuliner dari Jaringan UKM.
Dari presentasi itu, dilakukan evaluasi terhadap keberadaan packing produk. “Jadi peserta workshop kami minta untuk membawa produk yang sudah dijual dipasaran maupun produk yang rencananya akan dijual dipasaran untuk dievaluasi bersama tim Jaringan UKM serta pelaku bisnis makanan yang sudah terjun lebih dulu serta memiliki pengalaman dibidang pengemasan dan pemasaran produk makanan dan minuman,” ujar Nurcholis, Rabu (25/02/3015).
Tapi tentang produksi makanan dan minuman Nurcholis mengakui kalau masyarakat Jawa Timur sudah sangat lihai menciptakan produk yang berkualitas dan diminati.
Hanya permasalahannya selalu berkutat pada permodalan dan bahan baku serta teknik marketing.
Untuk itu Jaringan UKM Jawa Timur dalam waktu dekat akan melaunching koperasi yang akan didirikan dikota Surabaya dengan anggota yang berasal dari jaringan UKM itu sendiri yang masih ada di Surabaya dan Sidoarjo serta menyusul kota-kota lainnya di Jawa Timur.
Koperasi ini akan melayani kebutuhan permodalan anggotanya sendiri, agar tidak ada lagi kesulitas terkait permasalahan tersebut.
Sementara itu terkait penyediaan bahan baku yang juga menjadi satu diantara kendala pelaku UKM akan dijembatani, jaringan UKM akan menggandeng para petani, peternak dan para industri besar yang menyediakan bahan baku bagi kepentingan produksi anggotanya.
“Selain itu kami juga akan mengadakan uji kelayakan bagi para anggota jaringan UKM terkait produknya apakah sudah layak dipasarkan secara lokal, nasional bahkan ekspor. Kalau belum memenuhi kelayakan maka pelaku UKM akan dibimbing sampai mencapai level yang sesuai dengan kapasitas produksinya,” jelas Nurcholis. [PEN]