Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyatakan kalau berdasarkan pantauan satelit Himawari, diketahui sebaran kabut asap di wilayah Sumatra dan Kalimantan masih terus meluas.
Bahkan asap tipis pun sempat menutup Laut Jawa dan menyapu sebagian wilayah Jakarta.
“Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan ini juga telah menurunkan kualitas udara di negara tetangga seperti Filipina, Malaysia dan Singapura,” ujar Sutopo, Jakarta, Sabtu (24/10/2015).
Dari catatan BNPB, sedikitnya terdapat sepuluh warga meninggal dunia gara-gara bencana kabut asap.
Selain itu, 503.874 jiwa penduduk terserang infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Sementara Andi Eka Sakya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kalau kabut tipis yang terlihat di Jakarta bukanlah kabut asap yang datang dari Sumatera maupun Kalimantan melainkan polutan.
“Kita melihat polutan itu sejak kemarin siang dan tidak perlu dikhawatirkan. Justru, angin yang menuju ke selatan itu merupakan tanda-tanda transisi musim kemarau ke musim hujan,” katanya.
Ia menerangkan, bahwa pergerakan angin di setiap lapisan diukur berdasarkan tekanan udara yang dikonversikan dengan ketinggian.
Partikel asap yang terbawa dari lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berada pada ketinggian 750 sampai 850 atau bergerak 2,5 kilometer ke atas.
“Partikel asap itu tidak membahayakan,” katanya.
Sebagai informasi, Jumat (23/10/2015), berdasarkan peta sebaran asap dari BMKG, BNPB menyatakan memang ada sebagian asap tipis mulai memasuki wilayah Jakarta.
Kabut terlihat sampai jelang sore. Bahkan di kawasan utara Jakarta, ketebalan kabut akibat asap bisa terlihat jelas. [EVI]