Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo Kepala Badan SAR Nasional mendadak sibuk mulai Minggu 28 Desember 2014.
Waktu itu, pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Control (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sekitar pukul 06.17 WIB.
Dia bersama Deputi dan beberapa petugas Basarnas Pusat langsung melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait termasuk TNI untuk memastikan kondisi dan keberadaan pesawat nahas tersebut.
Mulai itulah Bambang bersama beberapa Deputi Basarnas tidak pulang ke rumah sampai memasuki hari ke-8, di mana beberapa serpihan pesawat dan korban berhasil ditemukan.
“Sejak Minggu (28 Desember 2014) saya belum pulang, saya harus terus memantau dan mengumpulkan informasi dari (kantor) sini,” kata Bambang di Kantor Basarnas Pusat, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (04/01/2015) malam.
Bambang mengungkapkan, sesudah AirAsia QZ8501 dinyatakan hilang kontak dirinya hanya tidur 1 jam setiap harinya. Hal itu dilakukan karena harus selalu siap terjaga kalau ada informasi yang masuk dari tim pencari yang di bawah komando Basarnas, termasuk bantuan tim pencari dari luar negeri.
“Wah tidur cuma 1 jam saya sejak AirAsia itu hilang. Itu sudah tugas dan tanggung jawab,” ungkapnya.
Bambang mengaku juga sangat rindu dengan keluarganya. Tapi, kerinduan itu terbayar sesudah keluarganya menyambangi dirinya, Sabtu 3 Januari malam.
“Kangen lah. Kemarin keluarga juga ke kantor, kan mereka juga kangen dengan saya,” tutur Bambang.
Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 terbang dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya mendarat di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan 1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. [EVI]