Gerakan Arek Suroboyo Menang (GARANG) menilai, Surabaya perlu tokoh muda visioner, ideologis, tanpa konflik untuk membawa Surabaya lebih baik, lima tahun ke depan.
Ini ditegaskan Muhammad Rizal Ketua Umum Gerakan Arek Suroboyo Menang (GARANG) menyikapi jelang digelarnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya yang akan digelar, akhir tahun 2020.
Menurut Rizal, dari beberapa nama calon walikota Surabaya yang sudah bermunculan, lembaganya secara khusus sudah melakukan pemetaan dan analisa, dan hasilnya sampai pertengahan tahun, nama Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri akrab disapa Mbak Puti Anggota DPR-RI dari PDI Perjuangan paling dominan disebut diantara lainnya.
Kata Rizal, ada beberapa alasan signifikan, kenapa nama Mbak Puti yang merupakan cucu Soekarno Proklamator Bangsa Indonesia, paling banyak muncul dari pemetaan dan analisa Tim Litbang GARANG, diantaranya Mbak Puti dinilai bisa mengimbangi Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, untuk menjalankan pemerintahan di Surabaya lima tahun ke depan. “Alasan ini ada tepatnya, karena kalau dilihat sampai sekarang di masa pemerintahan Tri Rismaharini, sangat sering terjadi ketidakharmonisan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menjalankan roda pemerintahan. Risma sering berseberangan dengan Khofifah karena statemen dan kebijakan yang diambil Risma dinilai ngawur dan semaunya, tanpa prosedur yang sesuai,” ujar Rizal, Sabtu (08/08/2020).
Ditambahkan Rizal, Selain itu, secara biologis, ideologis dan kaderisasi juga kemampuan intelektual, Mbak Puti trahnya atau jalurnya jelas dan sudah tidak perlu diragukan lagi, karena benar-benar lahir dari orang-orang yang melahirakan dan memperjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pemenang pemilu di Surabaya dan Indonesia.
“Keberadaaan Mbak Puti di Surabaya, juga akan meredam faksi-faksi di internal PDI Perjuangan yang selama ini terjadi, karena kalau tidak ada pemersatu, maka akan memecahbelah suara partai dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Surabaya dan akan merugikan internal PDI Perjuangan,” jelas Rizal.
Ditanya soal pendamping yang tepat untuk Mbak Puti, Rizal mengatakan, paling pas kalau pendamping Mbak Puti dari kalangan senior birokrasi yang paham dengan Surabaya dan internal Pemerintahan Kota Surabaya. “Harus ada penyeimbang untuk Mbak Puti, agar pemerintahan di Surabaya bisa berjalan baik dan pesat ke depan, kalau benar rekomendasi PDI Perjuangan diberikan ke Mbak Puti, maka jika menang pilwali, Mbak Puti akan menjalankan roda pemerintahan secara eksternal, sementara wakilnya akan mengontrol jalannya internal pemerintahan dengan pengalaman yang dimiliki,” terang Rizal.
Ketua Umum Gerakan Arek Suroboyo Menang (GARANG) ini mengatakan, sosok yang tepat untuk mendampingi Mbak Puti sebenarnya sudah terlihat sekarang ini, yaitu Dwi Purnomo Mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Surabaya yang punya pengalaman luas di Pemkot Surabaya, karena sudah pernah jadi Camat Sawahan dan Camat Bulak, juga punya jaringan luas dengan para pekerja dan buruh di Surabaya, sehingga sudah bisa dipastikan, kalau massa pendukungannya sangat riil. “Pak D atau Pak Dwi itu orangnya low profile tapi sangat signifikan untuk mendukung perolehan suara, jika dipasangkan dengan Mbak Puti,” papar Rizal.
Selain nama Dwi Purnomo, jika Mbak Puti dipasangkan dengan kader internal PDI Perjuangan, Rizal menyebut dua nama terkuat, yaitu Baktiono Sekretaris PDI Perjuangan Surabaya dan Whisnu Sakti Buana Wakil Walikota Surabaya sekarang yang juga mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya. “Dua-duanya kader lawas asli yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, termasuk kinerja dan pengalamannya di pemerintahan juga internal PDI Perjuangan,” pungkas Rizal. [EVI]