Untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sanitasi, U.S. Agency for International Development (USAID) – Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) gandeng jurnalis dan media massa di Jawa Timur.
Dengan upaya itu diharapkan media massa dan jurnalis dapat melakukan advokasi atas isu air bersih dan sanitasi.
”Selama ini, media belum menganggap isu air bersih dan sanitasi kurang seksi dibanding jalan rusak atau infrastruktur lainnya,” ungkap Laksmi Kordinator Regional Officer IUWASH Jawa Timur, di Probolinggo, Kamis (11/06/2015).
Laksmi berharap, dengan workshop media advokasi itu, akan ada pencerahan bagi media massa dan jurnalis untuk menjadikan isu air bersih dan sanitasi sebagai arus utama. “Apalagi, sekarang Bapenas mendorong Akses Universal 100.0.100 (seratus kosong seratus),” ujar Laksmi.
Dijelaskan Laksmi, target 100-0-100 yag mulai dikenalkan Kementerian PU merupakan target yang tercantum dalam rancangan RPJMN 2015-2019. Target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak.
Sementara Maria Hartiningsih, Jurnalis Kompas mengingatkan, pentingnya pemberitaan isu-isu air bersih dan sanitasi. “Ini isu yang besar. Ini bukan urusan belakang tapi urusan politik yang sangat berdampak pada mayarakat,” ujar Maria peraih penghargaan Yap Thiam Hien pada 2003 ini.
Disisi lain, Eko Wiji Purwanto, dari Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Nasional (Pokja AMPL Nasional) Nasional menambahkan, tentang urusan air minum, air bersih dan sanitasi harus menjadi kepedulian bersama, baik pemerintah, masyarakat termasuk jurnalis dan media massa.
Workshop yang digelar U.S. Agency for International Development (USAID) – Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) itu, diikuti puluhan wartawan dari berbagai media nasional dan Jawa Timur, kelompok kerja sanitasi, instansi pemerintah yang berkepentingan, termasuk Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL) Indonesia yang konsen pada persoalan lingkungan hidup di Indonesa. [JAL|TAS]