Berbeda dengan Muktamar ke-32 NU di Makassar yang bertabur foto kyai, suasana Mukatamar ke-33 di Jombang 1-5 Agustus pekan depan dipastikan tanpa gambar kyai.
Kondisi itu disebabakan pengumuman Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) yang melarang memasang gambar kyai terutama yang bakal dicalonkan menduduki kursi Ketua Umum PBNU dan Rois A’am PBNU.
“Ini sudah keputusan PBNU, kami tidak ingin terjadi seperti di Muktamar NU ke-32 di Makassar 2010 lalu. Jika ada foto kyai, maka akan langsung ditertibkan panitia,” kata Saifullah Yusuf Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33, di Surabaya, Kamis (23/07/2015).
Menurut Wagub Jawa Timur ini, Muktamar NU adalah forum khidmat para ulama dan warga NU untuk menjalankan aktivitas organisasi sekaligus untuk membahas masalah kebangsaan.
“Muktamar NU bukan forum dukung-mendukung calon, itu bukan acara utama. Yang utama adalah konsolidasi untuk kebaikan bangsa ke depan,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul yang juga satu diantara Ketua PBNU mengatakan, pemasangan foto kyai di sekitar arena Muktamar NU ke-33 dikhawatirkan akan memicu pencederaan demokrasi di internal NU dengan munculnya politik dan uang atau sejenisnya.
Larangan seperti ini juga dinilai penting untuk menghindari kesan kalau muktamar NU adalah arena politik yang sarat aksi dukung-mendukung dan politik uang.
Sementara itu, sejumlah nama disebut-sebut bakal bersaing menduduki jabatan Rois A’am PBNU.
Diantara nama-nama itu, KH Mustofa Bisri dan KH Hasyim Muzadi (mantan ketum PBNU).
Sementara persaingan Ketua Umum PBNU antara KH Said Agil Siraj dan KH Solahuddin Wahid (Gus Solah).
Terkait kesiapan teknis Muktamar, Gus Ipul memastikan semuanya sudah rampung 90 persen. Muktamar dijadwalkan akan dibuka langsung Joko Widodo Presiden.
Acara ini akan dihadiri puluhan ribu peserta aktif dan non aktif. Mereka akan menempati empat pondok pesantren besar sebagai forum komisi dan tempat menginap, diantaranya Ponpes Tebuireng, Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Ponpes Darul Ulum Peterongan, dan Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar. [TAS]