Pamekasan akan dipilih untuk jadi ibukota Provinsi Madura, yang sekarang sedang dibahas proses pembentukannya.
Achmad Zaini Ketua Panitia Persiapan Provinsi Madura (P3M) mengatakan Pamekasan akan dijadikan ibukota provinsi, karena waktu zaman dahulu, Pamekasan merupakan bekas karesidenan di masa pemerintahan Belanda.
“Selain pertimbangan itu, ada juga pertimbangan faktor lokasi. Pamekasan itu khan ditengah-tengah Madura, jadi tidak terlalu jauh untuk Sumenep dan Bangkalan yang ada di ujung Madura,” jelas Zaini, Rabu (11/11/2105).
Menurut Zaini, proses pembentukan Provinsi Madura ini, sekarang sedang dibahas serius semua pihak, mulai dari akademisi, tokoh masyarakat, ulama dan generasi muda di Madura.
“Semua potensi kita kerahkan untuk mempercepat proses pembentukan Provinsi Madura ini, karena sudah dapat lampu hijau dari Presiden dan Gubernur Jawa Timur,” tegas Zaini.
Diakui Zaini, sampai sekarang proses sosialisasi ke bawah masih kurang. Untuk itu dalam waktu dekat, semua tim yang sudah terbentuk akan melakukan upaya sosialisasi secara maksimal, agar masyarakat yang ada di bawah juga segera paham dengan rencana pembentukan Provinsi Madura.
Zaini yang juga tokoh masyarakat Madura ini menegaskan, ada banyak hal yang akan dapat dilakukan masyarakat Madura, kalau sudah jadi provinsi sendiri.
“Kekayaan sumber daya alam dan manusia di Madura itu berlimpah, kenapa tidak kita maksimalkan. Selam ini kita seperti dianaktirikan oleh pemerintah. Buktinya dari semua kabupaten yang ada di Madura, sampai sekarang jadi kabupaten termiskin di Jawa Timur,” tuturnya.
Ditambahkan Zaini, diharapkan dengan segera terbentuknya Provinsi Madura, perkembangan ekonomi dan pembangunannya akan semakin meningkat.
Kata Zaini, meski nanti akan berpisah dengan Provinsi Jawa Timur, Provinsi Madura tetap akan menjalin hubungan erat, karena Madura tidak bisa melupakan hubungan sejarah pemerintahan yang sudah ada dari dulu.
Semua tokoh masyarakat dan masyarakat Madura berharap, dengan terbentuknya Provinsi Madura, tidak akan ada lagi kesenjangan pembangunan seperti yang dirasakan selama ini.
“Kami akan tetap ingat dengan pakem masyarakat Madura, kalau nanti sudah jadi provinsi. Lakukanlah apa yang jadi bidangmu, jangan melakukan apa yang bukan bidangmu atau hakmu,” papar Zaini.
Pakem itu menurut Zaini, mengingatkan agar masyarakat Madura tidak serakah dan gila jabatan, kalau Madura sudah jadi provinsi.
“Ini perlu dilakukan, agar yang sebelumnya ulama tetap jadi ulama dan yang jadi birokrat yang tetap ngurusi birokrat termasuk para pengusaha dari Madura. Prinsip jangan serakah dan melakukan apa yang tidak jadi haknya selama ini,” pungkas Zaini. [TAS]