Pameran lukisan gagasan Relawan Gus Ipul-Puti, bertema “Perjuangan Jawa Timur 2018” akan digelar, Minggu (25/03/2018), pukul 13.00 WIB, di Convention Hall Hotel Bumi Surabaya Jalan Basuki Rahmat, Surabaya.
Berbagai persiapan dilakukan dan seluruh pelukis beserta lukisan yang akan dipamerkan juga sudah diregistrasi panitia dengan surat perjanjian di atas materai, karena semua lukisan diasuransikan.
Saleh Ismail Mukadar Pemrakarsa Pameran Lukis, sekaligus ketua penyelenggara pameran mengatakan, rundown acara sudah tersusun, yang diantaranya akan menampilkan demo Sadikin Pard pelukis disabilitas (tanpa tangan) asal Kota Malang.
“Kami akan pamerkan 80 lukisan dari 38 pelukis ternama, dan kami juga menampilkan pelukis tanpa tangan asal malang yang mempunyai prestasi internasional,” ujar Abah Saleh sapaan akrabnya, Sabtu (24/03/2018), di Surabaya.
Saleh mengatakan, seluruh keluarga almarhum Affandi Maestro Lukis Indonesia, diantaranya anak dan cucu serta cicit juga akan lakukan demo melukis di lokasi pameran, yang kemungkinan besar juga bakal diikuti Puti Guntur Soekarno Calon Wakil Gubernur Jatim.
Pameran lukis itu kata Saleh, juga akan dihadiri puluhan kolektor asal Surabaya dan Jatim, tapi juga ada kolektor asal Singapura.
“Kolektor asal Singapura ini sebenarnya sudah lama tinggal di New York Amerika Serikat, jadi beliau terbang langsung dari New York khusus untuk acara ini meskipun sebenarnya ada agenda penting lainnya,” ungkap Saleh.
Rencananya pameran lukis akan dibuka Bambang Dwi Hartono Wali Kota Surabaya sebelum Risma, dan pukul 19:00 WIB, akan dilanjutkan acara dinner yang kemudian digelar lelang lukisan.
Sementara Kartika Affandi Putri Maestro Affandi sangat terkesan dengan persiapan panitia penyelenggara pameran, terutama dengan Saleh Ismail Mukadar dan Singky Soewadji yang menurutnya sudah seperti anak sendiri.
“Saya kenal kedua orang ini memang baru, tetapi rasanya sudah seperti keluarga sendiri, layaknya anak,” paparnya.
Kartika mengatakan, ajakan pameran lukisan di Surabaya spontan diamini, karena dirinya punya kenangan yang kuat di Surabaya, waktu dirinya berumur 6 tahun.
“Saat itu Ibu sedang dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama yang biayanya tidak sedikit, sehingga kami tidak mampu tinggal di hotel, jadi selama tiga bulan, kami tidur di sebelah bangunan, dengan atap papan reklame,” kenang Kartika. [GPA]