Made Mangku Pastika Gubernur Bali menginginkan waktu pelaksanaan perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1938, Rabu 9 Maret 2016 mendatang, warga tidak melakukan pesta minuman keras dan berjudi.
Ini disampaikan waktu acara Podium Bali Bebas Berbicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (06/03/2016).
“Saat Nyepi saya tidak ingin dipakai ajang ‘metuakan’ (pesta miras jenis tuak) dan ‘maceki’ (berjudi kartu),” kata Pastika.
Menurut Pastika, waktu yang diberikan pada Hari Raya Nyepi merupakan waktu tepat untuk merenung dan mempersiapkan apa yang harus dikerjakan pada masa mendatang.
“Mang benar, rejeki, jodoh, maut hanya Tuhan yang tahu. Meskipun sudah ada yang mengatur, sebagai manusia yang dibekali bayu (kemampuan bergerak) sabda (kemampuan berbicara), dan idup (kampung berpikir), manusia akan mampu memilih dan berpikir untuk lebih baik lagi di masa depan,” ujar Gubernur Bali.
Mantan Kepala Polda Bali ini mengingatkan, umat Hindu untuk bisa introspeksi diri dan memaknai melalui empat halnya dilarang waktu Nyepi diantaranya, Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak berpergian), dan Amati Lelanguan( tidak melakukan hiburan).
Nyepi akan berlangsung Rabu 9 Maret 2016 pukul 06.00 WITA sampai keesokan harinya Kamis 10 Maret 2016 pukul 06.00 WITA. [MAN]