Sesudah didemo Aliansi Masyarakat Pelindung Hutan, Perhutani Jawa Timur akhirnya sepakat lindungi mata air di Wonosalam, Jombang, Jawa Timur.
Kesepakatan ini dilakukan para petinggi Perhutani Divre Jatim sesudah bertemu dengan warga dan tokoh masyarakat di Dusun Mendiro, Desa Panglungan, Jombang, Jawa Timur, Rabu (09/09/2015) atau sehari sesudah Kantor Perhutani di demo.
Dalam kesepakatan antara Perhutani dan warga itu, ditandatangani langsung Yahya Amin Sekretaris Perhutani Divre Jatim dan semua tokoh masyarakat di Desa Panglungan, Wonosalam, Jombang.
Penandatangan kesepakatan itu diawali dengan peninjauan lokasi mata air dan hutan yang rusak akibat pembalakan liar dan pengalihfungsian hutan lindung menjadi hutan produksi di Kesatuan Pengelolaan Hutan Carang Wulung, Wonosalam, Jombang.
Wagisan Ketua Kelompok Pelindung Hutan dan Pelestari Mata Air (Kepuh) di Dusun Mendiro, Kecamatan Wonosalam, Jombang mengatakan, dirinya menyambut baik langkah yang dilakukan para petinggi Perhutani.
“Dengan datangnya Sekretaris Perhutani Jatim dan ADM Perhutani Jombang ke tempat kami, membuktikan kalau mereka serius menyelamatkan hutan dan mata air di sini,” ujarnya.
Menurut Wagisan, semoga kesepakatan yang sudah dibuat antara warga dan Perhutani benar-benar dijalankan, tidak hanya di atas kertas.
Diantara kesepakatan yang ditandatangani para pihak, isinya tentang rencana pemasangan tanda di lokasi titik mata air, tidak boleh ada penebangan pohon dalam jarak radius 200 Meter dari titik mata air, permohonan Hutan Carang Wulung sebagai laboratorium alam, dan peninjauan kembali aktivitas wisata di Selo Lapis sebagai ekowisata.
Meski masih ada beberapa pro kontra tentang pemanfaatan hutan untuk ekowisata, warga dan Perhutani akhirnya sepakat semua aktivitas wisata di Kawasan Hutan Lindung dihentikan sementara. [TAS]