Sesudah sukses meresmikan bus listrik akhir November 2014 lalu, ITS kembali menambah koleksi mobil listriknya.
Kali ini, satu unit Electric Executive Luxury Car diserahkan langsung Dwi Soetjipto Direktur Utama PT Pertamina Persero kepada Triyogi Yuwono Rektor ITS, Sabtu (17/01/2015).
Penyerahan mobil listrik tersebut merupakan bentuk bantuan Pertamina kepada ITS melalui program Corporate Social Responsibilities (CSR) perusahaan. Menurut Dwi, hal ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam menggembangkan mobil listrik nasional.
Ia juga mengimbuhkan, Pertamina sangat mendukung program kementerian BUMN dalam upaya pengembangan kapasitas nasional dalam penyedian mobil listrik.
Sebelumnya, PT Pertamina juga sudah menyerahkan lima mobil listrik serupa kepada lima Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.
Kelima PTN tersebut antara lain Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Riau dan Institut Teknologi Bandung.
Keenam PTN tersebut dipilih karena telah memiliki program serupa yang terkait dengan mobil listrik, termasuk ITS.
Nantinya, mobil listrik ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana penelitian dan pengembangan lebih lanjut. “Silahkan dibongkar-pasang bila perlu,” tutur Dwi.
Menanggapi hal tersebut, Triyogi mengungkapkan kebanggaannya menjadi salah satu PTN penerima mobil listrik tersebut. “Mobil ini sebenarnya sudah ada di kampus ITS mulai Oktober 2014 lalu. Tapi baru bisa diresmikan sekarang karena disesuiakan dengan jadwal Dirut Pertamina yang padat,” terangya.
Triyogi melanjutkan, ITS juga tenggah menyiapkan mobil listrik ITS baru bernama Braja Wahana yang memiliki konten lokal lebih besar. Bahkan, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan bekerja sama dengan BUMN lainnya untuk membuat bus listrik satu lagi sebagai transportasi didalam kampus.
Mobil Vs Bus Listrik ITS
Kalau dibandingkan secara fisik, terlihat jelas perbedaan antara mobil listrik bantuan Pertamina dengan bus listrik ITS. Mobil listrik buatan PT Sarimas Ahmad Pratama (PT SAP) ini berwarna putih dan mirip dengan mobil mewah Alphard. Selain itu, mobil yang menelan biaya pembuatan sebesar Rp 2 miliyar ini juga pernah dipamerkan pada ajang KTT APEC 2013 di Bali.
Namun secara spesifikasi, mobil listrik bantuan Pertamina ini mampu menempuh jarak 60 Km sesudah dilakukan pengisian dari kondisi baterai 30 persen sampai mencapai seratus persen.
Pengisian itu membutuhkan waktu selama empat sampai lima jam. Namun jika AC mobil dinyalakan, jarak tempuh mobil listrik berkurang sebesar 20%.
Sedangkan Bus Listrik ITS, bus ini memakan biaya pembuatan sebesar Rp 1,5 miliar dan dibuat sendiri Tim Mobil Listrik ITS. Dengan dua sumber tenaga diantaranya baterai dan panel surya yang ada di atap bus, bus ini mampu menempuh jarak 160 kilometer sesudah diisi penuh selama delapan sampai sepuluh jam. “Ngomongin kecangihan, kami masih belum mengetahui karena kami belum membongkar dan mempelajari mobilnya,” pungkas Nur Yuniarto Ketua Tim Riset Mobil Listrik ITS. [DIK]