Rencana pertemuan Joko Widodo (Jokowi) Presiden dengan petua parpol yang rencananya digelar kemarin malam, akhirnya diundur.
Pengunduran jadwal itu dilakukan, karena Jokowi Presiden masih ada beberapa acara di daerah, khususnya Lampung sampai akhir pekan ini.
Ini dikatakan Pramono Anung Sekretaris Kabinet (Seskab). Menurut Pramono, kunjungan kerja presiden ke Lampung pada akhir pekan ini sama sekali tidak terkait rencana pertemuannya dengan Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), meskipun Ketua Umum PAN berasal dari Lampung.
“Yang jelas rencana pertemuan Presiden dengan para ketua umum yang seharusnya kemarin malam akan diundur sampai dengan Presiden kembali dari daerah sesudah 9 November,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung kepada wartawan di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (05/11/2015) sore.
Mengenai siapa saja yang akan diundang dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan para Ketua Umum Parpol, Seskab menyebutkan, yang jelas para Ketua Umum partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
“Nah KIH ini tanyakan saja pada Ibu Megawati, Pak Surya Paloh, Pak Pak Wiranto, Pak Romi kemudian Mas Muhaimin,” ujar Mas Pram.
Sementara tentang rencana pertemuan dengan Zulkifli Hasan, Pramono mengatakan, bahwa pertemuan itu dalam domain pertemuan dengan ketua-ketua umum partai politik.
“Yang dibahas apa Pak pertemuan dengan Ketua Umum Parpol itu?” tanya jurnalis. “Oh nanti sesudah tanggal 9, ya kan udah lama ngga silaturahmi,” jawab Pramono.
Seskab juga mengaku tidak tahu waktu ditanya wartawan apakah pertemuan Presiden Jokowi dengan para ketua umum Parpol itu membicarakan masalah perombakan kabinet atau reshuffle.
Sedangkan tempat pertemuan, menurut Pramono, ada di suatu tempat. Dia tidak menjawab langsung apakah pertemuan itu akan digelar di lingkungan Istana Kepresidenan atau tidak.
Pramono Anung Seskab menganggap pertemuan Presiden Jokowi dengan para ketua umum Parpol sebagai hal yang rutin saja, meskipun memang selama ini tidak pernah dilakukan secara terbuka karena pemerintah memang berpikir pada waktu itu untuk tidak dibuka. Tetapi, lanjut Pramono, pertemuan semacam itu juga kadang-kadang perlu dibuka.
“Kalau permintaan wartawan, saya sampaikan ke Presiden bahwa wartawan minta dibuka,” kata Mas Pram dengan bercanda. [EVI]