Joko Widodo (Jokowi) Presiden memandang serius pengolahan lahan gambut ke depan. Untuk itu, Presiden minta segera dilakukan pemetaan detil seluruh kawasan gambut di Indonesia, bukan kedalamannya tapi topografinya.
Dengan cara itu, gerakan penyekatan kanal dan perbaikan restorasi air itu akan segera dilakukan dalam waktu beberapa bulan ke depan.
Permintaan itu disampaikan Presiden waktu menerima Kelompok Kerja Kebakaran Hutan dan Lahan dan Gambut (Pokja Karhutla dan Gambut) Universitas Gadjah Mada, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (03/11/2015) siang. Dalam kesempatan itu Pokja Karhutla dan Gambut UGM melaporkan hasil kajian yang dilakukan dari tahun 1974 lalu.
“Dari hasil kajian, kami sampaikan bahwa resep untuk mengatasi atau mencegah kerusakan lahan gambut perlu adanya integrasi beberapa aspek, yaitu aspek rekayasa sosial, rekayasa teknis dan juga aspek politik pembangunan ekonomi dalam pengelolaan HTI (Hutan Tanaman Industri) atau perkebunan. Ketiga aspek yang terintegrasi tadi perlu dibungkus dengan aspek legal serta tata ruang,” kata Dwikorita Rektor Universitas Gadjah Mada.
Azwar Maas Ketua Pokja Karhutla UGM, yang merupakan ahli gambut mengatakan, gambut itu mempunyai kubah yang mempunyai simpanan air sangat besar. Azwar menyebutkan, di kaki kubah itu ada 2 (dua) sungai, namun sekarang ini, jarak vertikal kubah hanya beberapa meter, tidak sampai 20 meter. Tetapi jarak horizontalnya ke sungai itu sampai lebih dari 40 km.
“Artinya, kalau ke lapangan semuanya datar tetapi konsep air bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Artinya, sekarang banyak kubah yang sudah dimanfaatkan,” jelas Azwar.
Kalau ingin tidak kebakaran lagi, lanjut Azwar, maka harus punya cadangan air, dan cadangan air ada di kubah. Artinya, areal kubah harus dikembalikan fungsinya secara alami, dikembalikan fungsi penyimpanan airnya.
Sebagai ilustrasi, Azwar menunjukkan, kalau misalnya ada 3 meter kubah kita konservasi maka kita sudah menyimpan air setara 1 tahun hujan, sekitar 2.700 mm. Masalahnya, lanjut Azwar, kalau tidak ada hujan kubah sudah dicacah maka semua menjadi kering, apalagi El Nino.
“Itulah penyebab kebakaran, karena kubah tidak dikonservasi. Kembalikan fungsi kubahnya. Sesudah kubah diselamatkan, di bawah kubah jangan ada saluran yang langsung terhubung ke sungai, ngocor dia. Saluran yang dibuat itu miring sehingga airnya muter,” terang Azwar. [EVI]