Kompleks Goa Gajah terdiri 2 bagian utama, diantaranya kompleks bagian utara merupakan warisan ajaran Siwa, dengan bukti adanya Trilingga dan patung Ganesha di dalam goa, merupakan tempat umat Hindu melakukan persembahyangan.
Komplek sebebelah selatan Goa Gajah atau area Tukad Pangkung, berupa stupa Buddha dalam sikap Dhyani Buddha Amitabha bersusun 13 stupa dan stupa bercabang 3 yang dipahat dibatu besar.
Di bagian depan ada arca Hariti, arca Ganesha, arca Raksasa. Patung Ratu Brayut atau Hariti (bahasa Avesta Harauhuti) dipercaya sebagai tokoh berkarakter jahat tapi sesudah belajar agama Buddha ia berubah menjadi penyayang anak, sebagaimana yang terlihat dalam patung itu.
Selain itu ada arca Pancuran dalam sebuah kolam permandian sakral yang sebelumnya tertimbun tanah. Waktu J. L. Krijgman menjabat Kepala Kantor Purbakala di Bali, tahun 1954 permandian itu digali.
Di kolam pemandian atau pentirtaan ada arca Widyadara dan Widyadhari. Arca Widyadhari pancuran ini ada enam buah. Tiga berjejer di bagian utara dan tiga di bagian selatan.
Arca bidadari itu diletakkan di atas lapik teratai atau padma. Padma merupakan simbol alam semesta stana Hyang Widhi. Sedangkan arca Widyadara berada di tengah keenam Widyadhari. Hal ini berdasarkan konsep Sapta Nadi yaitu tujuh sungai suci Gangga, Sindhu, Saraswati, Yamuna, Godawari, Serayu dan Narmada. [GPA]