Serabi atau srabi atau surabi merupakan makanan tradisional Indonesia yang cukup merakyat terutama di Pulau Jawa.
Terbuat dari tepung beras dan santan yang mudah ditemui, cara pembuatannya relatif mudah, menjadikan makanan atau kue berbentuk pancake ini begitu mudah di jumpai.
Dulunya serabi hanya dijual di pagi hari sebagai menu sarapan. Namun, seiring perkembangan kreasi kuliner yang kian kreatif, serabi bukan hanya menjadi kudapan pagi namun bisa sepanjang hari. Apalagi serabi hadir bukan hanya dalam bentuk dan rasa orisinil namun sudah hadir dalam aneka rasa dan ukuran.
Nah, karena Tim Kuliner Inti Warta Media sedang berada di Cepu di libur lebaran ini, maka kami mencoba untuk menikmati hangatnya serabi yang dijual di Kecamatan Cepu yang akrab disebut sebagai kota minyak dan gas ini.
Untuk berburu serabi, kami mesti berangkat pagi-pagi. Karena biasanya serabi yang dijual sudah habis sebelum pukul setengah tujuh.
Menyusuri jalan-jalan kota Cepu, akan dengan mudah dijumpai para penjual serabi. Mereka hadir di banyak sudut kota sebagaimana para penjual nasi pecel. Maklum dua kuliner itu, merupakan menu favorit untuk sarapan pagi bagi warga kota minyak ini.
Kami sempat menyusuri beberapa titik penjual Serabi Cepu, diantaranya di Jalan RSU depan Toko Surya, Cepu dan di Kawasan Kecamatan Kedung Tuban yang jaraknya berdekatan dengan Cepu.
Selain itu, kami juga menyusuri penjual Serabi Cepu lainnya yang ada di Kawasan Jalan Aryo Jipang, di Desa Nglanjuk, Cepu.
Di sini kami berhenti di depan penjual serabi Cepu milik Bu Khotimah.
Serabi yang dijual Bu Khotimah meyediakan beberapa varian menu serabi, mulai dari serabi telungkup dua yang tengahnya diisi parutan kelapa, sampai serabi berisi ketan dan ditaburi bubuk kedelai.
Harga untuk menu serabi yang berbeda sajian ini sama, hanya Rp 2000,- perbungkus.
Soal rasa tidak perlu dikhawatirkan, kalau untuk mengisi perut pagi hari, sangat pas. Apalagi kalau dipadukan dengan kopi kothok yang juga merupakan minuman khas warung kopi di Kecamatan Cepu Kota Blora, Jawa Tengah.
Untuk proses memasaknya, adonan serabi dimasukkan ke dalam beberapa tungku tanah liat yang dibakar, lalu mengipasinya supaya apinya stabil dan mematangkan serabi sampai proses pengangkatan serabi dari tungku, kemudian menaburinya dengan parutan kelapa dan bungkus tradisional, yaitu daun pisang.
Rasa Serabi Cepu sangat berbeda dengan Serabi Solo, kalau Serabi Solo rasanya manis karena menggunakan gula, sementara Serabi Cepu hanya menggunakan garam dan santan sehingga rasanya lebih gurih.
Ingin mencoba sensasi Serabi Cepu, anda harus menjelajah kota kecamatan yang kaya dengan minyak dan gas ini di Jawa Tengah.
Kalau dari Surabaya, anda bisa menempuh perjalanan sekitar 3-4 jam , jika tidak macet. Kota Cepu lokasinya berbatasan langsung antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. [ICA]