Surabaya jadi satu diantara kota yang akan membangun pembangkit listrik dari sampah.
Selain Surabaya enam kota lainnya juga akan melakukan hal yang sama, diantaranya Jakarta, Bandung, Tangerang, Semarang, Solo dan Makassar.
Ketujuh kota itu akan dijadikan pemerintah sebagai pilot project pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah.
“Dari tujuh kota itu memang ada kota-kota besar, kota besar itu biasanya produksi sampahnya di atas 1000 ton per hari, sedangkan Solo itu di bawah. Kenapa Solo dimasukkan, supaya ini menjadi pilot project buat kota-kota menengah yang produksi sampahnya sekitar 200-250 ton per hari dan diharapkan bekerja sama dengan tempat sekeliling dari kota itu,” kata Pramono Anung Sekretaris Kabinet (Seskab) sesudah rapat terbatas, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (05/02/2016) sore.
Seskab menjelaskan, penunjukan tujuh kota yang akan jadi pilot project pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah itu akan dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) dan akan diajukan Menko Perekonomian berkoordinasi dengan Menko Kemaritiman.
“Pemerintah berharap dengan ditunjuknya tujuh kota ini persoalan sampah yang selama ini menjadi persoalan yang sangat serius bagi kota-kota besar di seluruh Indonesia akan tertangani,” ujar Pramono.
Sebelumnya waktu memimpin rapat terbatas di kantor Kepresidenan, Joko Widodo (Jokowi) Presiden mengingatkan, mengenai pengelolaan sampah menjadi energi listrik. “Ini sudah kita bahas ndak tahu berapa kali. Dan saya harapkan ini adalah rapat yang terakhir dan sudah putus dan langsung bisa dikerjakan, dilaksanakan,” ujarnya.
Presiden mengingatkan, sudah beberapa kali dirinya minta adanya penggunaan teknologi agar pengelolaan sampah bisa efektif dan cepat bisa hilang dari kota-kota besar kita. Dan juga sudah dilakukan di beberapa kota mengenai bank sampah, juga budaya reduce, reuse dan recycle. [EVI]