Retno LP Marsudi Menteri Luar Negeri RI menegaskan, Pemerintah RI tidak menggunakan jasa pelobi dalam mengatur dan mempersiapan kunjungan Presiden ke Amerika Serikat(AS) , termasuk mengatur pertemuan Joko Widodo (Jokowi) Presiden dengan Barack Obama Presiden, di White House, Washington DC, 26 Oktober 2015 lalu.
“Kemlu tidak menggunakan lobbyist atau tidak mengeluarkan sedikitpun anggaran untuk membayar lobbyist dalam mempersiapkan kunjungan Jokowi Presiden ke AS,” kata Menlu dalam konperensi pers, di Jakarta, Sabtu (07/11/2015).
Pernyataan itu disampaikan Retno Marsudi Menlu menanggapi pemberitaan di sejumlah media sosial mengenai adanya pembayaran 80 ribu dolar AS kepada perusahaan PR Las Vegas untuk melobi agar pemerintah Indonesia mendapatkan kesempatan dan akses ke Washington.
Menlu menegaskan pemberitaan di media sosial yang bersumber dari pengakuan seorang jurnalis AS itu tidak benar. Meski mengakui jika menyusun kunjungan bilateral sulit, namun Menlu menegaskan, pemerintah Indonesia tidak pernah menggunakan broker.
“Mengadakan kunjungan bilateral antara negara terlihat mudah. Tetapi praktik memakan waktu. Karena waktu undangan itu diucapkan secara lisan biasanya akan ada undangan secara tertulis,” terang Menlu.
Menurut Retno, persiapan kunjungan Jokowi Presiden ke AS diatur pejabat dan menteri terkait secara resmi dan formal dengan melalui berbagai rapat, baik dengan Pemerintah AS maupun di internal Pemerintah RI.
“Saya sendiri memimpin rapat persiapan kunjungan selama tiga kali pada level menteri pada 17 September, 7 Oktober dan 17 Oktober. Jadi, ada tiga kali persiapan pada tingkat menteri,” ujar Retno.
Menlu juga menyebutkan, dia sendiri sudah melakukan pertemuan bilateral dengan John Kerry Secretary of the State pada 22 September 2015. “Di situ, sekali lagi kami membahas rencana kunjungan, dan di situlah kami announced rencana kunjungan Jokowi Presiden ke AS pada 26 Oktober 2015,” ungkapnya. [TAS]