Rudiansyah dari Walhi Jambi mengatakan, dalam lima tahun terakhir kebakaran di konsesi sama. Mulai 2011, sebaran titik api naik 40%.
“Walaupun ada komitmen pemerintan pusat dan daerah tapi titik api terus meningkat. Tahun 2015, ada 5.000 an titik api di konsesi, 80% lahan gambut. HTI maupun sawit,” jelas Rudi, Selasa (06/10/2015).
Dalam Januari-Agustus 2015, ada 33.000 hektar terbakar dan ISPU sampai 406 sehingga membayakan kesehatan.
Menurut Rudi, rata-rata perusahaan di Jambi pemasok Wilmar.
Modus pembakaran, katanya, pada lahan sisa yang akan ditanami. Yang membakar, selain karyawan, juga masyarakat dengan upah Rp 5 juta. Motif pakai tali nilon dipasang jarak 200 meter. Pakai minyak tanah, dinyalakan dengan obat nyamuk.
“Ini kesaksian masyarakat sebagai pelaku. Pembakaran itu disengaja. Akhirnya masyarakat jadi korban,” jelasnya.
Sebenarnya Polda Jambi dan KLHK sudah merilis dengan mengindentifikasi 15 perusahaan pembakar lahan sengaja.
“Kami menunjukkan grup Sinar Mas, PT Tebo Multi Agro, PT Wira Karya Sakti. Sudah masuk list kepolisian Jambi dan KLHK. Dalam proses penyelidikan kepolisian belum sampai,” paparnya. [DON]