Sebuah tumpeng durian raksasa, terlihat menjulang tinggi diantara keramaian massa yang ingin melihat dan ikut dalam lomba mencari bibit durian lokal asal Wonosalam, Jombang, Sabtu (28/03/2015).
Tumpeng durian raksasa itu merupakan bagian dari Festival dan Syukuran Kenduren Durian Wonosalam 2015, yang sudah rutin digelar mulai 3 tahun lalu.
Agenda rutin itu digelar sebagai bentuk syukur dengan panen yang melimpah sekaligus untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Kecamatan Wonosalam yang masih belum terkelola dengan baik.
Hadir dalam acara itu diantaranya Nyono Suharli Wihandoko Bupati Jombang dan ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Sumiarsih warga Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam yang juga satu diantara peserta lomba dan berhasil mendapatkan juara satu dalam lomba durian mengatakan, durian jenis Cakrak yang asli Wonosalam, memiliki rasa manis pahit, tebal, berwarna kuning dan memiliki bau yang harum.
“Saya sudah 3 kali berturut–turut ikut lomba durian dan selalu mendapatkan juara,” ujarnya.
Menurut Sumiarsih, sesudah mengikuti lomba durian lokal dan mendapat juara, penghasilan penjualan duriannya meningkat 10 kali lipat dibanding sebelum mengikuti lomba.
“Kalau dulu hanya bisa menjual 50 per harinya, sekarang bisa mencapai 500 buah per hari, kalau hari minggu dan tanggal muda, bisa menjual 1000 buah dalam sehari,” ungkapnya.
Dikatakan Sumiarsih, pembeli yang datang tidak hanya dari wilayah Jombang, tapi juga dari daerah lain diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Malang, Cirebon dan Jakarta yang sengaja mencari durian lokal Wonosalam yang memiliki rasa enak.
Dalam berjualan durian, Sumiarsih juga berani menjamin kalau durian yang dijual, merupakan durian asli Wonosalam yang dijamin rasanya tidak mengecewakan.
Sumiarsih juga menawarkan untuk berkunjung dan membeli di kebun durian milikinya, yang tidak jauh dari rumahnya.
Sementara itu Kemala, Guru dari Surabaya, waktu ditemui di warung Sumiarsih mengatakan, kalau durian di wonosalam memang sangat nikmat dibandingkan beli ditempat lain yang belum jelas rasanya.
“Apalagi kalau belinya di pinggir jalan, bisa–bisa rasanya tidak karuan,” cetusnya.
Kemala sengaja datang ke Wonosalam untuk mencari durian karena mendapatkan info tentang acara Festival dan Kenduren Durian.
selain Kemala, Martinus yang juga dari Surabaya mengatakan, sering datang ke Wonosalam hanya untuk membeli Durian.
“Meski sedikit jauh tapi terbayarkan dengan rasa durian Wonosalam yang enak sekaligus bisa jalan–jalan menikmati suasana pedesaan di Kecamatan Wonosalam,” ungkapnya.
Wonosalam selama ini dikenal sebagai daerah penghasil durian, selain memiliki jenis durian lokal Bido, wonosalam juga memilki aneka macam jenis durian lainnya yang tidak kalah enak.
Heru cahyono Camat Wonosalam mengatakan, selama 2 tahun ini, banyak melakukan kegiatan untuk pengembangan durian lokal supaya tidak punah dengan banyaknya jenis durian yang ada.
Ditambahkan Heru, dia juga memiliki tujuan untuk mengembangkan Wisata di Kecamatan Wonosalam dan juga perlindungan Mata Air.
“Mengingat Wonosalam merupakan daerah perkebunan dan hutan. Kegiatan pelestarian mata air dan pengembangan wisata harus berjalan seimbang, supaya bisa terjaga untuk generasi yang akan datang,” pungkas Heru. [RIS]