Untuk mengatasi dampak aksi pencurian kayu dengan penebangan liar yang terus terjadi di Hutan Carang Wulung, Wonosalam, Jombang, warga akan menanami kawasan hutan itu dengan beragam tanaman.
Rencana penanaman itu akan dilakukan Desember 2015 mendatang, menunggu datangnya musim penghujan yang dapat mendukung percepatan tumbuhnya tanaman.
Wagisan Ketua Kelompok Pelindung Hutan dan Pelestari Mata Air (Kepuh) di Dusun Mendiro, Kecamatan Wonosalam, Jombang mengatakan, kalau tidak diimbangi dengan penanaman, maka kondisi hutan di Carang Wulung akan semakin rusak akibat pencurian kayu yang terus terjadi.
Selain itu, menurut Wagisan, diharapkan dengan adanya penanaman yang akan dilakukan warga secara swadaya, akan berdampak pada meningkatnya debit mata air di beberapa titik yang ada di Wonosalam, Jombang, Jawa Timur.
“Tidak hanya hutannya yang jadi hijau dan lebat, tapi air sumber atau mata airnya akan mengalir sepanjang masa untuk mendukung aktivitas warga agar tidak sampai kekeringan,” ujar Wagisan, Sabtu (12/09/2015).
Desember mendatang, rencananya ratusan jenis pohon akan ditanam warga diantaranya kemiri, duren, dan nangka.
“Kami berharap upaya itu dapat dukungan semua pihak, tidak hanya warga di Wonosalam, tapi siapapun yang peduli dengan kondisi rusaknya hutan di Wonosalam dapat mendukung kegiatan itu,” papar Wagisan.
Kondisi hutan di Carang Wulung, untuk kawasan sisi atas, selain banyak pohon yang ditebang, juga mengecilnya debit mata air di kawasan itu, bahkan banyak yang sudah mati.
Selain pohon pinus yang banyak jadi sasaran para pembalak kayu, beberapa satwa liar di dalam hutan seperti ayam hutan, luwak, garangan, burung langka dan jenis reptil lainnya, juga sering diburu orang-orang yang tidak peduli dengan kondisi hutan.
Menyikapi kondisi itu, Amiruddin Muttaqien Direktur Padepokan Wonosalam Lestari minta pada Perhutani tegas menindak pelakunya dengan kerjasama bersama polisi hutan dan ADM setempat. [TAS]