Ratusan warga Jakarta menolak privatisasi air yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta pada perusahaan pengelola air di Jakarta.
Penolakan dilakukan warga waktu menggelar peringatan Hari Air Sedunia di acara Car Free Day, bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (22/03/2015).
Dalam aksi itu, warga minta Pemprov DKI Jakarta memutus kontrak kerja dengan 2 perusahaan pengelola air Ibukota, Palyja dan Aetra.
“Pada Selasa 24 Maret, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan memutus gugatan warga negara tolak privatisasi air Jakarta. Penguasaan air merupakan unsur penting dari kehidupan manusia dan menguasai hajat hidup orang banyak mutlak dikuasai negara,” kata Muhammad Reza Koordinator Aksi dari Komunitas Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta.
“Ini bentuk manifestasi amanat Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945,” tegasnya.
Beberapa koalisi yang terlibat aktif dalam peringatan Hari Air Sedunia diantaranya Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (Kruha), LBH Jakarta, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara). Selain itu Walhi, Koalisi Anti Uang, Solidaritas Perempuan, Front Perjuangan Pemuda Indonesia, Jaringan Rakyat Miskin Kota, dan ICW juga terlibat dalam aksi peringatan Hari Air Se-Dunia.
Aksi serupa juga dilakukan Dompet Dhuafa Indonesia. Pada Hari Air Sedunia ini, mereka meminta masyarakat Jakarta lebih berhati-hati menggunakan air, karena jumlah air bersih makin terbatas.
Aditya Sinugraha Pamungkas Staf Unit Program Semesta Hijau Dompet Dhuafa mengatakan kampanye hemat air itu sudah mulai tahun 2010, kampanye itu akan terus dilakukan agar masyarakat lebih sadar kalau air bersih semakin terbatas.
“Air bersih cuma ada 1 persen di Jakarta,” tegas Aditya. [EVI|HAR]